Langsung ke konten utama

Telisik Biografi Imam Abu Amr al-Basri, Guru Imam Sibawaihi


Bismillah

Al-Qur’an sebagai petunjuk telah terbukti eksistensi nya dari sekian banyak pakar yang menguji keotentikan nya dari berbagi sisi, tak hayal beberapa kalangan orientalis yang terus berusaha mencari kekurangan-kekurangan nya tak dapat mereka temukan dalam kitab suci ini, justru tidak sedikit dari mereka yang mendapatkan hidayah berkat kajian kritik nya terhadap al-Qur’an. Hal-hal tersebut telah disebutkan dalam beberapa redaksi ayat yang menyatakan kemampuan manusia tidak akan mampu untuk menyaingi al-Qur’an baik dari sisi manapun baik itu sastra, linguistik, sejarah, filsafat dan lain nya. Karena itu pula para ulama sepakat bahwa al-Qur’an adalah kitab suci yang selalu dapat diterima isi kandungan nya pada setiap tempat dan setiap zaman sebagai kitab panduan kehidupan manusia.

Dalam beberapa literatur sejarah mengatakan bahwa al-Qur’an telah mengalami proses panjang dalam periwayatan nya pada setiap masa. Dimulai dari masa kenabian, sahabat, tabi, tabiin, hingga pada masa kita hari ini. Pada masa tabi’ ataupun tabi’in merupakan masa puncak dimana al-Qur’an telah diklasifikasikan dalam beberapa qiraah guna lebih memudahkan masyarakat islam saat itu dalam mengkaji nya. Dari kemudahan-kemudahan itu pula lah -berkat ridha Allah swt- lahir lah beberapa disiplin ilmu-ilmu baru yang menjadikan qiraah al-Qur’an sebagai objek utama dalam kajian nya.

Lalu kemudian pada masa penyebaran qiraah al-Qur’an pada masa khalifah, kota Basrah (Iraq) termasuk dalam beberapa kota yang menjadi tujuan penyebaran mushaf al-Qur’an karena dianggap sebagai salah satu tempat pusat kajian ilmu pengetahuan keislaman, kebudayaan, dan juga perdagangan yang cukup pesat kala itu, tak hayal banyak pula ulama yang lahir dari kota ini, termasuk di dalam nya Abu ‘Amru bin al-‘Ala bin ‘Ammar bin al-‘Uryan bin Abdullah bin al-Husain al-Mazini at-Tamimi atau lebih dikenal dengan Imam  Abu Amr al-Basri. Beliau lahir di Mekkah sekitar tahun 68 atau 70 H lalu meninggal di Kufah sekitar pada tahun 154 H. Beliau juga termasuk dalam golongan tabiin. Beliau pernah mendengar langsung hadis dari para sahabat salah satu nya adalah sahabat Anas bin Malik.

Dalam perjalanan intelektual nya imam Abu Amr dikenal dengan imam yang memiliki banyak guru, hingga jika dibandingkan dengan para imam qiraah yang lain beliau memiliki guru yang paling banyak. Masa kecil beliau telah banyak belajar qiraah al-Qur’an dari para ahlulqura di Mekkah dan Madinah dan juga banyak berguru kepada ahlulqurra Basrah dan kufah. Dengan perjalanan keilmuan beliau dan keberkahan ilmu nya itulah hingga beliau menjadi masyhur dikalangan para ulama sebagai imam besar dalam bidang qiraah al-Qur’an di kota basrah. Hingga seorang ahli Hadist Sufyan bin ‘Uyainah pernah berkata: aku pernah bertemu Rasulullah Saw dalam mimpiku dan aku berkata kepada beliau “Ya Rasulallah sesungguhnya banyak perbedaan qiraah dalam membaca al-Qur’an, maka qiraah yang manakah yang engkau anjurkan kepadaku untuk membacanya? Beliau menjawab: “bacalah dengan qiraah nya imam Abu Amr bin ‘Ala”.

Selain pakar dibidang qiraah beliau juga pakar dibidang bahasa arab dan fiqh terbukti banyak dari kalangan murid nya yang menjadi pakar dibidang tersebut seperti Imam Sibawaihi, Yahya bin al-Mubarak al-Yazidi, Yunus bun Habib dan juga Khalil bin Ahmad dibidang Nahwu. Selain dibidang ilmu Nahwu beliau juga banyak mengajarkan ilmu Adab (Syair-syair arab), beberapa murid nya diantara nya Abu Ubaidah bin Muammar bin al-Mutsanna, al-Ashmu’i dan juga Muadz bin Muslim al-Nahwi.

Dalam transmisi periwayatan nya beliau memiliki dua orang yang masyhur dalam meriwayatkan bacaan beliau. Mereka adalah:

Hafs bin Umar bin Abdu al-‘Aziz bin Shuhban bin ‘Adi bin Shuhban bin ad-Duri al-Azdi al-Bagdadi atau lebih dikenal dengan imam ad-Duri. Beliau lahir ad-Dur (sebuah wilayah di Bagdad yang juga dinisbatkan menjadi nama beliau) pada tahun 150 H dan wafat pada bulan Syawal 246 H. Dalam transmisi periwayatan, selain meriwayatkan bacaan dari imam Abu Amr beliau juga meriwayatkan bacaan dari imam qiraat al-Kisai. Akan tetapi dalam transmisi periwayatan qiraah bacaan beliau kepada gurunya imam Abu Amr tidaklah secara langsung (bi Wasithah) melainkan melalui perantara guru nya Yahya al-Yazidi.      

Dalam perjalanan intelektual nya beliau banyak belajar qiraah kepada imam Nafi’, imam Hamzah, imam Kisai dan juga kepada ahlulqurra yang lain. Selain seorang ahlulqurra beliau juga merupakan seorang ulama besar khusus nya di daerah Iraq. Banyak menulis kitab kitab hingga beliau dikenal sebagai orang pertama yang menyusun dan mendokumentasikan ilmu qiraat al-Qur’an.

Shaleh bin Ziyad bin Abdullah bin Ismail bin Ibrahim bin Ibrahim bin al-Jarud as-Susi  atau lebih dikenal dengan imam as-Susi. Beliau lahir pada tahun 170 H dan meninggal pada tahun 261 H di ar-Raqqqah, Syam pada usia 90 Tahun. Nama as-Susi sendiri dinisbatkan pada sebuah daerah “Sus” di kota Ahwaz (terletak di sebelah selatan kota Iran). Dalam transmisi periwayatan qiraah bacaan beliau kepada gurunya imam Abu Amr tidaklah secara langsung, sama seperti imam ad-Duri (bi Wasithah) melainkan melalui perantara guru nya Yahya al-Yazidi. Dalam pandangan para ahlulqurra beliau dikenal memiliki kekuatan hafalan yang kuat dan keilmuan yang luas, hal itu terbukti selain beliau seorang ahli dibidang qiraah, beliau juga ahli dibidang hadist, beliau juga banyak belajar fikih, nahwu dari Sufyan bin ‘Uyainah dan para ulama besar lain nya. Sehingga dengan kapabelitas dan kredibiltas itulah beliau masyhur dikalangan para ulama.

 

Allahu A’lam

Kairo. Sabtu 27 Juli 2020

.

Referensi :

    -Abdu al-Fattah al-Qhadi, Tarikhu al-Qurra’ al-Asyar wa Ruwatuhum, Kairo : Maktabah al-        Qahirah, cet: pertama. 1998

    -Syamsuddin Abi al-Khaer Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin ‘Ali bin Jazary,     Ghayatu an-Nihayah fi Thabaqat al-Qura’, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Alamiyah, Cet: Pertama,     2006.

    -Abdu al-Fattah al-Qhadi, Al-Wafi fi syarh As-Syatibiyyah, Kairo: Dar as-Salam, cet: ketiga,         2018.

    -Id Wikipedia.org.

 


Komentar

  1. Luar biasa ilmunya adek gantengku..barakka hidup ta ndi magaretta

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

apa itu qiraah asyarah sugra dan kubra?

Bismillah...      Pada masa kekhalifaan Usman bin Affan periwayatan al-Qur’an dengan berbagai ragam bacaan nya telah menemukan titik terang nya pasca ditetapkan nya tiga kaidah baku yang telah ditetapkan oleh khalifah dan para tim penulis wahyu, terlebih saat beliau kembali memerintahkan para ulama delegasi beliau diutus kembali ke amsar,  baca: tujuh kota pusat perkembangan islam.   Ditangan para delegasi inilah kemudian lahirlah para imam qiraat sepuluh yang sampai pada kita hari ini, dimana dari kesepuluh imam tersebut terdapat dua murid yang masyhur dikalangan para ahlulqurra pada masa itu yang kemudian meriwayatkan dan kemudian memberikan kaidah bacaan yang mereka dapatkan dari gurunya, diantara mereka ada yang berguru secara langsung dan juga diantara mereka ada yang berguru melalui perantara, inilah yang disebut dengan periwayatan   bil washitah.  Penetapan para perawi ini berdasarkan kredibilitas dan juga kemasyhuran para perawi nya, sehigga ji...

Nuzulu al-Qur'an Part 1 (Pengertian dan Tahapan nya)

Bismillaah… Tak terasa bulan Ramadhan telah memasuki separuh akhir dari perjalanan nya, bulan yang didalam nya penuh dengan keberkahan yang melimpah, bulan yang didalam nya diampuni segala dosa, dan juga bulan Dimana al-Qur’an kali pertama diturunkan ke  bait al-Izza , yang dari  peristiwa monumental ini juga yang menandai awal dari wahyu yang diterima oleh baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai bukti kenabian, dan juga sebagai dalil bahwa al-Qur’an bukan lah karangan malaikat Jibril ataupun Nabi SAW.  Dan pengetahuan tentang nuzul al-Qur’an merupakan asas dalam keimanan kita terhadap al-Qur’an. Namun bagaimana peristiwa Nuzul al-Qur’an tersebut terjadi? Dan apa kaitan nya dengan malam laila al-Qadr? Berikut Ulasan nya. Nuzul al-Qur’an Pengertian Dalam banyak kitab lughah, Lafadz  نزل   dalam konteks Nuzul al-Qur’an mengarah pada makna turun nya sesuatu dari atas ke bawah, akan tetapi pemaknaan ini tidak sesuai dengan eksistensi al-Qur’an se...

Al-Qur'an dan Lahjah Arab Part 1

  Bismillah.      Dalam khazanah keilmuan Islam, Al-Qur'an bukan hanya sekadar kitab suci yang menjadi pedoman hidup umat Muslim, melainkan juga sebuah karya sastra yang kaya akan keindahan bahasa dan variasi bacaan. Qiraat Al-Qur'an, yang merujuk pada cara-cara membaca Al-Qur'an, memiliki kedalaman dan keragaman yang mencerminkan kekayaan budaya Arab yang berakar sejak zaman Nabi Rasulullah SAW. Setiap qiraat memiliki ciri khasnya tersendiri, yang tidak hanya mempengaruhi pelafalan, tetapi juga makna yang terkandung dalam suatu ayat. Maka dari itu, penting untuk memahami bahwa lahjah Arab—variasi dialek dan aksen yang ada di dunia Arab—berperan signifikan dalam pengembangan dan penyebaran qiraat.       Perkembangan lahjah Arab tidak terlepas dari faktor sejarah dan interaksi antarbudaya. Perdagangan, migrasi, dan penaklukan telah banyak membawa pengaruh dari berbagai suku dan bangsa, yang kemudian memperkaya kosakata dan pengucapan dalam bah...